
Bermain Kata
Apa yang terjadi ketika kata itu dianyam sedemikan rupa?
Bahasa adalah warisan peradaban purba yang secara konstan menyambungkan satu person ke person lain, satu kampung ke kampung lain, satu kota ke kota lain, satu negara ke negara lain, satu peradaban ke peradaban lainnya.
Jalinan kata menjadi unsur yang wajib ada dan berfungsi menyambungkan jalur sinaps bahasa sehingga mampu menangkap makna tersembunyi dari rasa kata atau rasa bahasa yang kemudian melahirkan sebuah pemahaman.
Dan dengan media kata manusia dapat menelusuri jejak kelahiran yang mengawali sebuah kehidupan. Dan dengan kata pula peta jalan pulang dapat mengantarkan seseorang sampai di tempat tujuan.
Seperti halnya qasidah cinta Rumi yang mendendangkan syair tentang kecintaan manusia kepada Rabbnya. Kata-kata yang dibangun dalam bait-bait indahnya mampu membangkitkan kekuatan manusia untuk dapat mengokohkan relasi antara abdi dan tuannya.
Kata-kata menjadi personifikasi untuk menterjemahkan rasa cinta yang gaib sehingga terasa nyata kehadirannya.
Dan ketika kata mewujud dalam sebuah puisi maka rasa bahasa akan terasa dalam denting harmoni dan kerling manja diksi unik dan menggelitik. Puisi menyajikan Irama dalam bait indah untuk membunyikan makna dalam nyanyian kata yang bisu. Puisi menyampaikan sebuah pesan dalam anyaman kata yang padat.
Bukankah memainkan kata dalam rupa karya adalah bagian dari kecerdasan yang majemuk?
Jalan Pulang
Matahari terduduk di beranda senja
Robusta diam tenggelam mengawasi
Kawanan jalak memenuhi cakrawala
meliuk liuk dalam koreo murmurasi
layar jingga bergegas turun memenuhi panggung
surya redup menyentuh batas malam
gulita mengubur cerita tentang raung ruang
membeku mematung nisan pualam
wayang wayang bergeming menatap arah
persimpangan waktu menawan langkahnya
pijar dian memudar dalam resah
sebab lalai membaca rambu yang sirna
sepotong jejak pada tanah basah
mengular menuju kampung halaman
wayang wayang mengetuk barzah
jalan pulang yang telah ditentukan
Tangerang Selatan
5 Februari 2021
Quotes
“Setiap kita berbaris antri di depan pintu misteri dan pada waktunya akan bergegas membunyikan lonceng yang telah lama menunggu saat kita kan kembali”