
As –Shobwah – As Shobaabah Sebuah Sinonim
As –Shobwah – As Shobaabah
Sebuah Sinonim
“Kalau cinta sudah melekat kotoran terasa coklat!”
“Belah lah dadaku maka kau akan temukan cintaku kepadamu!”
“Cinta ditolak dukun bertindak!”
Ungkapan di atas adalah sebuah pernyataan lazim dan marak diucapkan oleh mereka yang sedang mabuk cinta. Kalimat di atas menunjukan bahwa logika sudah tidak lagi dipakai. Tindakan yang tercermin dalam ungkapan tersebut cenderung pada keputusan nekad yang tak menghitung resiko atau bahaya yang ditimbulkan setelahnya. Kondisi tersebut membuktikan bahwa ada kekuatan hebat yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu yang tidak logis.
Dan masih banyak cerita dan kalimat jenaka atau lagu yang menggambarkan bagaimana tindakan konyol dari orang yang sedang kasmaran. Cinta cenderung mengalahkan logika. Dan begitulah Agnes Monica menyebutkan dalam syair lagunya bahwa cinta tak ada logika!
Cinta menyebabkan seseorang yang sedang dilanda gelombangnya akan melakukan suatu kecenderungan kepada sesuatu. Dorongan terhadap sebuah kecenderungan inilah yang akan menyebabkan daya nalar menjadi tumpul dan ini tentu saja akan melahirkan tindakan yang dianggap sebuah kebodohan.
Pernahkah memberikan nasihat kepada orang yang sedang jatuh cinta, bagaimana reaksi mereka? Adagium yang beredar di masyarakat menyebutkan bahwa cinta itu buta. Ketika seseorang sedang jatuh cinta mereka cenderung sulit untuk diberikan nasihat, mereka bertindak semaunya saja, sehingga mereka akan disebut sebagai orang yang telah dibutakan oleh cinta. Sehingga perilaku orang yang sedang mabuk karena cinta akan banyak melakukan tindakan yang dianggap bodoh. Gambaran seperti di atas lah yang melatar belakangi kata Ashobwah merujuk kepada arti sesuatu yang cenderung pada kebodohan.
Asshobaabah berarti kerinduan yang lembut tetapi menyengat. Bagaimanakah membunyikan rasa rindu yang lembut tapi menyengat dalam keterbatasan diksi bahasa Indonesia?
Rindu itu adalah penyakit akut yang tidak ada obatnya keculai bertemu dengan pujaan hati. Fakta ini bisa dikonformasi kepada siapapun yang mearsakan badai rindu yang menyerang ketika ia terpisah jauh dari kekasihnya. Dalam kondisi itu pulalah maka logika menjadi kurang berfungsi dengan baik. Orang yang sedang dilanda amukan rindu akan menempuh jalur apapun untuk dapat mengobati rasa rindunya yang teramat dalam.
Sedemikan rumitnya menggambarkan cinta dengan pilihan rasa yang terpajang di etalase hati manusia. Sabda cinta membuat manusia harus merasakan kesakitan yang teramat sangat untuk mendapatkan manisnya madu cinta. Namun demikianlah rahasia dibalik cinta. Tidak akan pernah mendapatkan sebuah hasil bila tidak ada yang diinvestasikan. Tidak akan pernah memanen kalau tidak pernah menanam. Tidak akan pernah merasakan bagaimana sakitnya rindu bila tidak ada orang yang dirindukan.
Ashobwah dan Ashobaabah dua sinonim mahabah yang memberikan kekayaan makna untuk dapat mengerti dan memahmi bagaimana rasa cinta yang dianugerahkan Alloh SWT kepada manusia. Lika-liku perjalanan para pecinta akan menemukan babak dan cerita yang baru dan berbeda di setiap episodnya. Dan syukur yang dalam bagi siapapun yang pernah merasakan pahit dan manisnya jatuh cinta. Karena cintalah alasan utama kita hadir di muka bumi ini.
MUSYAWARAH LALAT
Hingar bingar musyawarah lalat di atas mimbar mayat
hadirin sesumbar dengan ide ide segar tentang menyebar teror
para buzzer berpesta dengan aroma hoax yang menyengat
segelas lindi jadi rebutan induk yang tak sabar bertelor
Pesta telah usai sebelum fajar melempar tirai malam
gelas dan piring kotor beradu di atas meja yang lelah
menyaksikan ketamakan tiran mengunyah lembar diktum
pasal-pasal pesanan tergelatak mabuk kemudian rebah
Dunia dalam genggaman raksasa
negara-negara berlarian ketakutan
seperti balita yang berkejaran di sela-sela
perosotan dan taman yang terpasung kutukan
Benteng perlawanan raja-raja hancur dan runtuh
langkah tusukan gambit tak lagi mampu menembus lawan
pertahanan musuh gagah dengan pion-pion yang utuh
tiran semakin kokoh dalam manuver benteng pertahanan
Musyawarah lalat membuka lahan-lahan sampah
menebarkan teror dalam negeri yang kian terjajah
profesi-profesi mati terjangkit virus yang pongah
kota-kota terpenjara dalam dengung isak yang pecah
Alim dan cendekia berperang dalam lembar-lembar fatwa
di pelataran sepi terbaring rumah-rumah ibadah tak bernyawa
pesonannya tak lagi mampu mengeluarkan aroma surga ma’wa
buzzer berpesta diiringi ketukan tarian tanggo dalam riangnya tawa
Dunia dalam tikaman raksasa
kematian meningkat dalam fluktuasi statistik
nyawa melayang dalam tembang penguasa
dokter terpenjara dalam bilik-bilik kode etik
Dunia yang senja kembali dalam putaran waktu
seperti dulu saat nenek menyimpan tempayan depan pagar rumah
sedekah air untuk membasuh debu dan mengalahkan dahaga yang resah
tak ada sabun dan disifektan seperti iklan protokol medis itu
Manusia takut pada hal yang sama di bawah kaki langit
wasilah jalan pulang menjadi diskusi panas para ahli ilmu
tentang kematian yang sudah di pastikan oleh Nya dengan tepat
kegaduhan selalu berkerumun di ruang ruang semu
Dunia dalam cengkraman raksasa
tak rela manusia bergembira dalam irama yang konstan
menyuburkan rumah ibadah dalam lantunan kekhusuan doa
protokol teologis tertanam kokoh dalam keimanan
QUOETS
Semanis-manisnya madu akan sulit bagi lalat untuk hinggap dan menyerapnya, dan lebah tak akan pernah berburu nektar di atas gunung sampah